DEFINISI
MOTIVASI
Motivasi
menurut Walgito (2004) motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
Menurut
plotnik (2005) motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologi dan psikologi
yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada
waktu tertentu.
Menurut Azwar (2000:
15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang
dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama
secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
TEORI-TEORI MOTIVASI
1.
Teori
Drive Reinforcement
Teori ini didasarkan
atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Teori
pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
b. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
a. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
b. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Terdapat empat konsep dasar yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
1. Perangsang (drive), Suatu keadaan yang timbul di dalam diri seseorang.
2. Stimulus, Suatu petunjuk adanya
peristiwa untuk tanggapan.
3.Tanggapan, Suatu hasil keprilakuan
dari stimulus.
4. Penguat, Suatu setiap obyek datau kejadian yang membantu meningkatkan atau mempertahankan kekuatan sebuah tanggapan.
4. Penguat, Suatu setiap obyek datau kejadian yang membantu meningkatkan atau mempertahankan kekuatan sebuah tanggapan.
Contoh kasus : seorang seles penjual
suatu produk mobil, yang mampu menjual 6-7 mobil per hari, kemudian beliau
mendapat pujian dan tambahan bonus dari atasannya.
2.
Teori
Tujuan
Teori
ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap
orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat
seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
Penetapan tujuan juga dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda.
Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan peusahaan. Bila didasarkan oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan ia akan memiliki keterikatan (commitment) besar untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu besar.
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
• Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
• Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
• Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
Penetapan tujuan juga dapat ditemukan dalam teori motivasi harapan. Individu menetapkan sasaran pribadi yang ingin dicapai. Sasaran-sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan pribadi (valence) yang berbeda-beda.
Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan peusahaan. Bila didasarkan oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan ia akan memiliki keterikatan (commitment) besar untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat ia diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu dapat terjadi bahwa keterikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu besar.
Contoh
kasus :
suatu
karyawan yang memiliki tujuan untuk dapat menduduki jabatan sebagai supervisor,
maka ia bekerja dengan lebih giat untuk bisa mendapatkan posisi tersebut.
3.
Teori
Harapan
Teori ini dikemukakan
oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang
untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan
timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan
itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
contoh kasus :
Seorang
karyawan yang bekerja giat karena ia memiliki harapan untuk bisa membeli mobil
baru.
4. Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham
Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok.
Ia menjadikan kebutuhan kedalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai
dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan. Hirarki tersebut meliputi:
o
Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan-kebutuhab yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks
dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan
hidup.
o
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan-kebutuhan
ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan,
ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
o
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa
memiliki misalnya; berafiliasi dengan orang lain, dan diterima oleh
individu-individu lain.
o
Kebutuhan akan penghargaan, Maslow
membedakan dua macam kebutuhan akan penghargaan yaitu penghargaan dari orang
lain adan penghargaan terhadap siri sendiri. Penghargaan dari luar meliputi
kekaguman, status, popularitas, keberhasilan dalam masyarakat, serta dari
bagaimana orang-orang lain berpikir terhadap kita. Sementara penghargaan
terhdap diri sendiri berupa perasaan yakin dan aman terhdap diri kita, adanya
rasa berharga dan seimbang.
o
Kebutuhan aktualisasi diri kebutuhan ini
merupakan perkembangan yang paling tinggi, dimana pada tingkat ini kita
menggunakan semua bakat, serta pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
Bila
makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi
kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni
minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi
dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,
perlindungan, dan rasa aman.
KASUS
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka.
Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa
beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan
laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si
gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si
pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo
Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke
orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan
istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan
keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali
mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu
tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan
sejumlah uang dari sakunya.
”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini
sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si
gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia
berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu
ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil
menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus
menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya
selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa
kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang
menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun
akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena
kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya
pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang
diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita.
Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu,
setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas
kita perjuangan.
Analisis :
Cerita pada kasus diatas
motivasi kerja seorang eksekutif muda dalam bekerja muncul ketika ia
mendapatkan nilai berupa pelajaran dari gadis kecil penjual bunga. Motivasi ini
sangat sesuai pada teori harapan dimana teori ini menjelaskan bahwa kekuatan
yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya
tergantung dari timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari
pekerjaan itu. Teori harapan sendiri didasarkan atas harapan dan nilai. Teori
harapan yang berdasarkan pada nilai sangat sesuai untuk menjelaskan kasus ini
karena eksekutif muda ini memiliki motivasi untuk giat bekerja karena adanya
perilaku tertentu yang memiliki nilai, dimana nilai tersebut muncul dalam
bentuk pelajaran yang diberikan oleh seorang gadis kecil penjual bunga.
Sumber
:
1. Basuki,
Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta :
Universitas Gunadarma
2. Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan
Model-model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta : Kanisius
3. Anonim.
2013. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://kata-edu.blogspot.com/2013/01/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html. Diakses
pada 30 Oktober 2013
4. Desambodo,
w. 2013. Jenis-jenis teori motivasi. [Online]. Tersedia: http://odhosuka.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-teori-motivasi.html. Diakses pada 1
November 2013
5. Sharen,
P. 2009. Teori Motivasi (Drive-Reinforcement)_Kelompok_. [Online].
Tersedia: http://cintaluna-lovelyluna-psikologi.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-drive- reinforcement_20.html. Diakses
pada 1 November 2013
6. Taufik,
B. 2012. Cerita Motivasi Kerja yang Menakjubkan. [Online].
Tersedia: http://blogbintang.com/4-cerita-motivasi-kerja-yang-menakjubkan.
Diakses pada 1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar