Komunikasi
tentunya sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan komunikasi kita
dapat bertukar informasi, selain itu
komunikasi juga berfungsi untuk keberlangsungan hidup, artinya setiap individu
perlu melakukan komunikasi dengan orang sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu tidak dapat bertahan
hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Tentunya dari hal-hal tersebut
membuktikan bahwa komunikasi merupakan alat yang memiliki arti besar dalam
kehidupan.
Definisi Komunikasi
Menurut saya, Komunikasi
merupakan suatu cara yang dilakukan antara dua orang atau lebih, dimana didalam
prosesnya terdapat peran untuk menyampaikan / memberikan informasi yang disebut
(komunikator) dan juga peran untuk menerima informasi tersebut (komunikan).
Komunikasi menurut beberapa ahli :
§
Bernard Barelson dan Garry A. Stainer
komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan,emosi, ketrampilan
dsb.dengan mengunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dll.
§
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan
perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang
lain. (komunikan).
§
New Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang
terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
§
Menurut Forsdale (1981)
seorang
ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah
kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established,
maintained and altered by means of shared signals that operate according to
rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk,
dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan
diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Dimensi-Dimensi Komunikasi
1.
Komunikasi sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak status.
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak status.
2.
Komunikasi sebagai simbolik
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
3.
Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan)
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan)
4.
Komunikasi sebagai transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5.
Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
6.
Komunikasi sebagai multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Definisi Leadeship / Kepemimpinan
Menurut saya, KEPEMIMPINAN
atau LEADERSHIP adalah seseorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain / karyawan/ bawahan dalam bekerja sama guna mencapai
keinginan atau tujuan dari pemimpin tersebut.
Kepemimpinan menurut beberapa
ahli :
·
Mumfrrord (1906-1907) : kepemimpinan adalah
keunggulan seseorang atau beberapa Individu dalam kelompok, dalam mengontrol
gejala-gejala sosial.
·
Bogarus (1928), kepemimpinan sebagai bentukan
dan keadaan pola tingkah laku yang dapat membuat orang lain berada di bawah
pengaruhnya.
·
Stuart : kepemimpinan sebagai kemampuan yang
memberi kesan tentang keinginan pemimpin,
sehingga dapat menimbulkan kepatuhan, rasa hormat, loyalitas dan kerjasama.
§
Tannenbaum, Weschler dan Massank (1961) : kepemimpinan
sebagai pengaruh interpersonal, dipraktekan dalam suatu situasi dan diarahkan
melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan.
·
Hemphill (1949) : kepemimpinan didefinisikan
sebagi tingkah laku seorang individu yang
mengatakan aktivitas kelompok
Teori X & Y (Douglas Mcgregor)
Teori prilaku
adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin
dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh
Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer /
pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para
pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
A. Teori X
Teori ini
menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka
bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Empat asumsi dari teori X uang
dianut oleh para manajer :
1.
Pegawai tidak menyukai pekerjaannya dan sebisa
mungkin akan berupaya menghindarinya.
2.
Karena pegawai tidak menyukai pekerjaannya,
mereka harus diberi sikap keras, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman agar
mau melakukan pekerjaan.
3.
Pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari aturan-aturan organisasi yang
membenarkan penghindaran tanggung jawab tersebut.
4.
Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas
faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan
sedikit ambisi.
B. Teori Y
Teori ini
memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara
ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja
sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan
kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki
dalam bekerja.
McGregor menempatkan empat asumsi
lain yang disebut Teori Y:
1.
Para pegawai dapat memandang pekerjaan
sebagai sesuatu yang biasa sebagaimana halnya istirahat dan bermain.
2.
Manusia dapat mengendalikan dirinya sendiri jika
mereka punya komitmen pada tujuan-tujuan.
3.
Rata-rata orang dapat belajar untuk menyetujui,
bahkan untuk memikul tanggung jawab.
4.
Kreativitas – yaitu kemampuan mencari keputusan
yang terbaik – secara luas tersebar di populasi pekerja dan bukan hanya mereka
yang . menduduki fungsi manajerial.
Teori Sistem Empat dari Likert
Menurut Likert
pemimpin dapat berhasil jika bergaya partisipative management. Gaya ini
menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan,
dan mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam organisasi
bawahan maupun pemimpin menerapkan hubungan atau tata hubungan yang mendukung (supportive
relationship)
Likert merancang 4 sistem
kepemimpinan dalam manajemen:
1.
Sistem 1 (Exploitative Authoritative)
Manajer sangat otokratis,
mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka mengeksploitasi bawahan,
dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam system ini hanya mau memperhatikan
komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi proses pengambilan
keputusan di tingkat atas saja.
2.
Sistem 2 (Otokratis yang baik hati/Benevolent
autoritative)
Manajernya mempunyai kepercayaan
yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi, memperbolehkan adanya
komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk membicarakan sesuatu yang
bertalian dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.
3.
Sistem 3. (manajer Konsultatif)
Manajer mempunyai sedikit
kepercayaan pada bawahan biasanya kalau ia membutuhkan informasi, ide atau
pendapat bawahan Bawahan disini merasa
sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaan
bersama atasannya.
4.
Sistem 4, (Pemimpin yang bergaya kelompok
berpartisipatif/partisipative group)
Manajer mempunyai kepercayaan
yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan selalu mengandalkan
untukmendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan mempunyai niatan untuk
menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan merasa secara mutlak
mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugasnya
bersama atasannya.
Theori Of Leadership Pattern Choice
Tannenbaum And Scmidt
Kedua ahli
menggambarkan gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang ekstrem , pertama bidang pengaruh pimpinan kedua bidang pengaruh
kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya
kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua pemimpin menunjukkanm gaya yang
demokratis. Kedua bidang ipengaruh ini dipengaruhi dalam hubungannya kalau
pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan.
Ada 7 model gaya pembuatan
keputusan yang dilakukan pemimpin.
1.
Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan
kepada bawahannya. Dari model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan atasan
terlalu banyak sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
2.
Pemimpin menjual keputusan. Dalam hal ini
pemimpin masih terlihat banyak menggunakan otoritas yang ada padanya, sehingga
persis dengan model yang pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat dalam
pembuatan keputusan.
3.
Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau
ide-ide dan mengundang pertanyaan-pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah
menunjukkan kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan sudah
sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
4.
Pemimpin memberikan keputusan bersifat bersifat
sementara yang kemungkinan dapat diubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat
dalam rangka pembuatan keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah mulai
dikurangi penggunaannya,
5.
Pemimpin memberikan persoalan, meminta
saran-saran dan membuat keputusan. Disini otoritas pimpinan digunakan sedikit
mungkin, sebaliknya kebebasan bawahan dalam berpartisipasi membuat keputusan
sudah banyak digunakan.
6.
Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta
kelompok bawahan untuk membuat keputusan. Partisipasi bawahan dalam kesempatan
ini lebih besar dibandingkan kelima model diatas.
7.
Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan
fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan. Model
ini terletak pada titik ekstrem penggunaan kebebasan bawahan, adapun titik
ekstrem penggunaan otoritas terdapat pada nomor satu di atas.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar